9.10.2016. Waktu menunjukan sekitar pk07.00 waktu setempat. Saat itu kami berlima (3 cewe, 2 cowo) sudah tiba di Incheon International Airport dan ketika masih di pesawat, crew pesawat nya bilang bahwa suhu di luar ialah 9 derajat Celcius. Kami sempat tidak percaya karena saat itu masih early autumn, kok suhu nya sedingin itu? Ya, hari pertama kami di Seoul ini disambut oleh cuaca yang lumayan dingin.
Setelah mengambil bagasi, kami mencari minimarket di dalam airport yang menjual kartu T-money. Kartu T-money ini digunakan untuk naik transportasi (subway dan bus) selama di Seoul. Harga kartu nya sendiri ialah 4000 won, lalu saya isi ulang 20.000 won di kartu itu.


Brrrr.. begitu keluar dari airport, kami langsung disambut oleh angin semilir yang cukup dingin. Rasa excited pun menyelimuti kami. Akhirnyaaa.. Sampai juga di Korea! Annyeong Haseo, Korea 🙂


Tidak mau lama-lama diluar, kami pun langsung bergegas menuju stasiun kereta nya Incheon airport untuk ke penginapan di daerah Hongik Univ. Dari airport ke Hongik Univ bisa memakai kereta (Airport Railroad Express atau AREX), tanpa perlu transit lagi. Karena ada di 1 jalur yang sama.
Setelah 1 jam perjalanan, kami pun sampai di stasiun Hongik Univ. Bodohnya, tidak satu pun dari kami yang ingat dimana exit terdekat dari penginapan kami itu. Alhasil kami keluar dari exit yang sangat jauh dari penginapan kami. Udah capek di pesawat (sekitar 7 jam di pesawat dari KL-Seoul), ditambah lagi harus keliling daerah Hongik untuk mencari penginapan sambil bawa koper yang berat, ditambah lagi cuaca yang dingin saat itu, lengkap deh penderitaan nya. Ini pelajaran berharga yang jangan sampai keulang lagi. Next time harus diingetin keluar dari exit mana.
Akhirnya setelah muter-muter cukup lama, kami sampai juga di penginapan kami yaitu Uwa Guesthouse. Baca selengkapnya mengenai Uwa, disini.
Jadwal kami di hari pertama ini ialah Shopping!! Kenapa Shopping? Kami pikir di hari pertama ini kami tidak mau jalan terlalu banyak, karena sudah capek di perjalanan pesawat nya. Lagipula, kalau ada barang-barang yang mau dibeli (topi, jaket, kaos kaki, dll) bisa langsung dipakai di hari-hari berikutnya. Shopping di hari pertama ini dimulai dari Myeongdong, pusat kosmetik dan skin care di Seoul. Dilanjutkan dengan Dongdaemun.
Sekitar pk14.00 waktu setempat, kami berangkat dari penginapan menuju Myeongdong. Sebelum berangkat ke Seoul, kami sudah research bagaimana cara menuju Myeongdong dari penginapan. Kami juga sudah download beberapa aplikasi untuk memudahkan kita selama di Seoul. Namun, semua itu rasanya jadi blank. Mungkin karena sudah terlalu lelah di perjalanan pesawat LOL. Kami tahu kami cukup naik subway, lalu transit yang entah dimana, lalu sampai di Myeongdong. Sementara yang cowo-cowo masih struggling melihat peta di Google Maps, kami yang cewe-cewe nekat nanya ke orang lokal (oppa) yang duduk persis disebelah kami di subway. Dia bilang kami harus transit di Seoul Station dulu, baru lanjut lagi ke Myeongdong.






Myeongdong, here we come!
Hal pertama yang dilakukan kami di Myeongdong ialah mencari tempat makan. Kami sudah sangat kelaparan, belum makan apa-apa dari pagi 🙁 Di daerah Myeongdong ini ada banyak restaurant dan street foods. Karena kami sudah research katanya ada restoran Yoogane yang enak di Myeongdong, kami pun muter-muter untuk nemuin restoran Yoogane itu. Akhirnya berkat bantuan Google Maps, sekitar pk15.00 waktu setempat kami menemukan restoran Yoogane yang terkenal ini. Dan akhirnya juga rasa lapar kami terpuaskan dengan mencicipi Marinated Chicken Galbi Fried Rice di Yoogane Myeongdong.


Myeongdong ialah surga bagi para pecinta kosmetik dan skin care nya Korea. Saya sendiri menghabiskan banyak waktu untuk belanja di Olive Young. Disana ada banyak barang yang bisa dibeli, seperti masker, pemutih ketiak, pemutih gigi, kosmetik luar juga tersedia disini, dan lain-lain. Sepertinya segala macam barang bisa ditemukan di Olive Young ini. Saya juga belanja kosmetik di Etude House, Nature Republic, Innisfree. Kebetulan waktu itu lagi banyak diskon juga di bulan Oktober 😀
Myeongdong itu bisa dikatakan seperti China Town, karena ada banyak sekali orang China yang datang ke Myeongdong untuk belanja. Bahkan pegawai toko yang ada di Myeongdong biasanya fasih berbahasa Mandarin. Ada 1 teman Korea saya bercerita bahwa dia bekerja di salah satu toko di daerah dekat Myeongdong, dia bilang setiap hari pasti ada orang China yang datang untuk belanja. Teman saya ini memang bisa bahasa Mandarin. So, jangan heran ketika kamu datang ke Myeongdong, kamu pasti bakal mendengar bahasa Mandarin dimana-mana.


Myeongdong ini luas dan sangat ramai. Kalau tidak mau terpisah dari rombongan, harus pegangan tangan. Disana sih ada Free Wifi, tapi sinyal nya kurang bagus. Jadi kalau amit-amit nyasar dan terpisah dari rombongan, ya harus mengandalkan Free Wifi yang sinyal nya suka putus-putus ini untuk telepon.
Waktu itu karena kami berlima, jadi kami harus mencar. Tentuin aja mau dimana meeting point nya, dan mau jam berapa sampai di meeting point itu. Waktu itu sih kami rencana meeting point nya jam 6, malah ngaret jadi jam 7 gara-gara ada 1 rombongan yang lupa bagaimana cara ke meeting point nya LOL. Itu karena Myeongdong ini luas. Misalnya kita bilang patokannya ada ‘The Saem’. Nah, ‘The Saem’ itu sendiri ada banyak di Myeongdong. Menurut saya pribadi sih mending janjiannya di stasiun subway Myeongdong exit berapa gitu. Kalau itu kan sudah pasti letaknya ada dimana, nanya orang juga bisa.


Walaupun sebenarnya masih belum puas explore Myeongdong, kami tetap harus melanjutkan perjalanan ke Dongdaemun. Rencananya kami mau beli baju atau jaket disana karena katanya murah. Perjalanan dari Myeongdong ke Dongdaemun ini pun dilanjutkan dengan menggunakan subway.




Namun kami harus kecewa karena begitu sampai di Dongdaemun, kami hanya melihat mall-mall mewah seperti Dongdaemun Design Plaza (DDP), DOOTA, dll. Rencana kami ke Dongdaemun Market untuk belanja baju murah pun batal. Waktu itu kami masuk ke dalam salah satu mall, dan ternyata seperti ITC Mangga Dua gitu. Baju nya sih termasuk mahal, sepertinya karena banyak orang asing disana. Kami juga sempat masuk ke Pyounghwa Fashion Town. Namun karena sudah malam, jadi sudah banyak toko yang tutup. Akhirnya di Dongdaemun ini kami hanya makan street foods seperti odeng (fish cakes), chicken, bahkan kami juga cobain sundae (sosis darah yang terbuat dari jeroan babi). Kami juga menghabiskan banyak waktu untuk duduk-duduk santai dan foto-foto di depan DOOTA Mall.












Itulah hari pertama kami di Seoul. Penuh dengan drama dan cerita konyol yang tidak akan kami lupakan. Waktu itu kami berpikir, “aduh ini aja masih hari pertama, bagaimana hari-hari selanjutnya ya?” Perjalanan di Korea masih ada 9 hari lagi. Yaa, hari-hari selanjutnya itu lebih seru dan lebih gila lagi dari hari pertama ini. 😀
Halo.. boleh tau nama aplikasi untuk subwaynya apa?thank you
Hai fanny,
Seperti yang sudah saya jelaskan di http://jeanerooseline.com/persiapan-ke-korea-selatan/ saya memakai aplikasi “Korea Subway” untuk aplikasi subway nya. Sebagai informasi, aplikasi “Korea Subway” ini banyak banget iklannya. Tiba2 suka muncul notifikasi iklan dari aplikasi tersebut. Kadang sih cukup mengganggu ya, tapi kalo kamu ga masalah sama itu, aplikasi nya oke sih sebenernya, cukup membantu pas lagi di Korea 🙂
hi salamkenal, jalan jalan yg seru n komplit reportase nya 😁
Btw lbh strategis mana dibanding kl nginep di daerah Myeongdong?
Haii salam kenal juga ya 🙂
Myeongdong oke juga. Temen aku ada yg pernah nginep di Hongdae bbrp hari lalu pindah ke Myeongdong untuk merasakan suasana yg berbeda. Hongdae lebih kentel dengan daerah anak muda nya aja sih.
Jadi kamu di korea itu tidak pakai tour? Dan Apa bahasa yg kamu gunakan? Secara orang korea banyak yg ga paham bahasa inggris
Haii Tara,
Iya aku ke Korea nya tidak pakai tour. Bahasa yang digunakan disana bahasa Inggris, ajak aja anak2 muda nya untuk nanya. Anak2 muda pasti bisa bahasa Inggris walaupun memang terbatas 🙂
Hi Jeane,
Ada kesulitan ga bawa luggage besar dari airport ke penginapan dengan MRT atau train? Apakah ada escalator atau lift di station myeongdong?
Terima kasih
Hai Olie,
Kalau di Korea ga masalah kok bawa luggage besar gitu di MRT. Iya biasanya ada escalator atau lift gitu. Nyaman deh pokoknya 🙂 hehe
Terima kasih ya.. karena saya worry harus gotong2 koper haha
Can I know what was the mobile app were u using for the subways? Did u buy any mobile Sim Card? Thanks
Hi Hui Ping,
It was “Korea Subway“. But now as I search “Korea Subway”, it didn’t appear. I don’t know why. But I’m sure you can find similar apps like that with those keywords. I didn’t buy any SIM Card, because I used the pocket modem wifi. I used Passpod, but it’s only available for Indonesian and Filipinos. For worldwide user, I’d suggest to use Klook instead.