Taiwan yang dijuluki “The Heart of Asia” ini agak berbeda dengan kakaknya yaitu China Mainland. Lucunya, orang China Mainland masih mengakui Taiwan sebagai bagian dari China. Sedangkan orang Taiwan mengganggap mereka sudah berdiri sendiri, dan bukan bagian dari China lagi.
Perbedaan yang saya lihat dan rasakan sendiri terletak pada manner orang-orangnya, dan juga soal kebersihannya. Di Taiwan itu orangnya lebih ramah dan lebih ada manner nya dari pada orang China. Kota dan terutama WC nya juga lebih bersih di Taiwan. Tapi bagi anak-anak Indonesia yang kuliah atau kerja disana beranggapan orang Taiwan juga tidak sebaik itu. Karena sebagian besar dari mereka banyak yang memandang rendah orang Indonesia, dikarenakan banyaknya jumlah TKI di Taiwan. Kalau bagi saya sebagai turis yang datang ke Taiwan sih, mereka baik dan ramah sekali.
Mengenai Taiwan


Taiwan mempunyai mata uang sendiri, yaitu NTD (New Taiwan Dollar). 1 NTD itu kira-kira sekitar Rp470. Namun pengucapan dalam sehari-hari nya, NTD itu sering disebut sebagai “kuai 快”. Ini sama dengan di China. Bahasa Mandarin yang di Taiwan sebetulnya berbeda dengan yang di China. Kalau Taiwan, penulisan bahasa nya menggunakan Traditional Chinese 繁体字, sedangkan di China menggunakan Simplified Chinese 简体字.
Ada juga beberapa istilah yang hanya digunakan di Taiwan, dan jarang digunakan di China. Karena di Taiwan kebanyakan ialah orang Hokkien, bahasa lokal di Taiwan itu ialah bahasa Hokkien. Walaupun bahasa mereka ialah Mandarin atau Hokkien, tapi anak-anak muda nya banyak juga yang bisa bahasa Inggris. Jadi kalau tidak bisa bahasa Mandarin, masih bisa survive kok di Taiwan 🙂 Tidak seperti di China yang bahasa Inggrisnya sangat minim.
Taiwan juga punya 4 musim: musim semi (Maret – Mei), musim panas (Juni – Agustus), musim gugur (September – November), dan musim dingin (Desember – Februari). Walaupun musim semi berlangsung mulai dari bulan Maret, tapi cherry blossoms di Taiwan justru kebanyakan mulai dari bulan Februari. Di Taiwan juga sering ada taifun, jadi lebih baik perhatikan ramalan cuaca sebelum berangkat. Musim yang paling sering ada taifun nya itu musim panas, tapi setiap musim tetap ada kemungkinan taifun.


Biasanya turis yang ke Taiwan itu pergi ke kota-kota ini: Taipei, New Taipei City, Taichung, Hualien, dan Kaohsiung. Kalau semua kota ini dikunjungin, itu artinya sudah mengelilingi pulau Taiwan. Tadinya saya juga ingin mengunjungi kota itu semua, biar sekalian mengelilingi pulau Taiwan. Tapi sayangnya waktunya tidak mencukupi. 10 hari di Taiwan dengan efektif hari buat jalan-jalan nya ialah 8 hari saja. Akhirnya kami hanya pergi ke Taipei, New Taipei City, dan Taichung. Kalau mau muterin semuanya, sepertinya butuh waktu 2 minggu full (14 hari).
Itinerary 10 Hari di Taiwan


Hari pertama dan kedua ini saya gabung, karena kami sampai di Taiwan itu sudah malam hari. Jadi di hari pertama tidak banyak ceritanya.
Hari 3: Yong Kang Street, Sun Yat Sen Memorial Hall, Longshan Temple, Ningxia Night Market (Taipei)
Hari 4: National Taichung Theater, Gaomei Wetlands, Fengjia Night Market (Taichung)
Hari 5: Rainbow Village, Chun Shui Tang, Yizhong Street, Liuchuan River (Taichung)
Hari 6: Yangmingshan National Park, Tamsui, Raohe Night Market (New Taipei City & Taipei)
Hari 7: Shifen Old Street, Ningxia Night Market, Ximending (New Taipei City & Taipei)
Hari 8: Fu Hang Dou Jiang, Yehliu Geopark, Jiufen Old Street, Raohe Night Market (New Taipei City & Taipei)
Hari 10: Back to Jakarta
Transportasi di Taiwan


Selama kami di Taiwan, transportasi yang kami gunakan di dalam kota ialah bus, MRT/subway, dan taxi. Kalau antar kota nya, kami pernah menggunakan THSR (Taiwan High Speed Rail) dan bus antar kota.
Untuk yang di dalam kota, mau di Taipei, Taichung, dan New Taipei City, kemana-mana kami selalu menggunakan kartu transportasi yang bernama Easy Card. Kartu transportasi yang harus di top up ini bisa dipakai di manapun, bahkan bisa juga buat bayar taxi, ferry, supermarket, toko-toko, restoran, dll. Kartu serbaguna deh pokoknya.


Ada 1 hal yang unik dengan transportasi di Taichung. Bus di Taichung itu gratis dalam jarak 10km. Masih berhubungan dengan bus, ada yang harus diperhatikan jika kita menggunakan bus dalam kota di Taiwan. Bus nya itu ada yang bayar / tap kartu nya di awal saat naik bus, ada juga yang harus bayar / tap kartu nya saat mau turun dari bus.
Jadi harus liat tanda nya yang ada di bus, kalau ada tulisan mandarin “上” ini artinya tap kartu pas naik. Kalau “下”, artinya disuruh tap kartu pas turun. Di bus nya juga ada pemberitahuannya dalam bahasa Mandarin “上车刷卡 shang che shua ka” yang artinya tap kartu pas naik, atau “下车刷卡 xia che shua ka” yang artinya tap kartu pas turun. Saya sendiri baru ngeh hal ini saat hari terakhir di Taiwan. Pantesan kadang suka diomelin sama supir bus nya, dan saya sebelumnya ga ngeh dia ngomong apa. LOL
Penginapan di Taiwan


Untuk urusan penginapan, saya sarankan menginap di daerah night market. Kalau di Taipei yang paling terkenal itu Ximending. Kalau di Taichung yang paling terkenal itu di Fengjia Night Market. Jadi carilah penginapan di situ.
Waktu itu kami mencari penginapannya lewat Airbnb. Budget kami awalnya sekitar 200rban/malam. Ternyata kalau di Taipei, terutama daerah Ximending, airbnb nya mahal-mahal semua. Harganya mirip sama hotel. Setelah browsing-browsing, penginapan di kota Taipei nya memang mahal semua. Mungkin ada yang murah, tapi itu bukan daerah Ximending, atau kondisi penginapannya yang kurang bagus.
Akhirnya kami pun memilih Meander Hostel sebagai tempat menginap kami di Taipei. Waktu itu kami bayar 300rb/malam/orang. Lumayan mahal sih sebetulnya, cuma kami ga nemu lagi yang murah dan oke di Ximending. Kalau di Taichung, kami nemu penginapan yang murah dan oke di deket Fengjia Night Market. Harganya 180rban/malam/orang.