Siapa yang tidak ingin mengunjungi negara yang satu ini, Switzerland. Ada banyak orang yang bermimpi saja tidak berani untuk bisa jalan-jalan ke Switzerland. Saya juga tidak pernah menyangka bisa pergi ke Switzerland bersama orangtua dan keluarga. Bersyukur orangtua masih sehat dan kondisi fisik nya juga memungkinkan untuk berpergian ke Swiss, terutama ke atas puncak gunung Swiss Alpen. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya keluarga kami bisa jalan-jalan ke Swiss, apalagi naik ke atas gunung yang mempunyai salju abadi itu.
Jujur aja cuma 2 hari 2 malam di Swiss itu kurang banget. Kalau mau puas sih ya semingguan, biar bisa keliling kota atau pegunungan lain. Mau banget sih ke Lucerne, Zermatt, Zürich, Geneva, dan lain-lain. Tapi itu sepertinya budget nya juga harus besar sekali, secara Swiss itu mahal banget. 2 hari 2 malam di Swiss aja budget yang dikeluarkan lumayan banyak, apalagi seminggu.
Mengenai Swiss
Switzerland adalah salah satu negara yang tidak termasuk ke dalam Uni Eropa, tapi untuk urusan visa nya sih sama (sama-sama visa Schengen). Walaupun menjadi negara termahal di Eropa, tapi pemandangannya itu memang luar biasa indah, transportasi nya juga bagus sekali, kota-kota nya juga bersih dan tertata rapi. Swiss tidak mempunyai bahasa nya sendiri. Bahasa resmi Swiss adalah Jerman (Swiss Utara, Tengah dan Timur), Prancis (Swiss Barat), Italia (Swiss Selatan) dan Romansh – turunan bahasa Latin (Selatan-Timur Swiss). Jadi bahasa resmi di Swiss itu tergantung daerah nya. Tapi kebanyakan mereka masih bisa bahasa Inggris kok 🙂
Untuk mata uang, Swiss mempunyai mata uangnya sendiri, yaitu Swiss Franc (CHF). 1 CHF = 14.000 IDR (October 2017). Colokan listrik di Swiss juga berbeda dengan negara di Eropa lainnya, tapi biasanya penginapan di Swiss menyediakan international adapter nya. Swiss mempunyai ibukota di Bern, sementara kota terbesar nya ialah Zürich.
Itinerary 2 Hari 2 Malam di Swiss
Saat saya merancang itinerary di Swiss, waktu itu saya hanya tau di Swiss ada kota Geneva dan Zürich. Saya pun berpikir untuk main-main saja di kota tersebut. Namun ketika sedang baca-baca di sebuah forum berbahasa Inggris, ada yang komen seperti ini kurang lebih, “Kalau ke Swiss cuma 2-3 hari ngapain ke kota, lebih baik ke daerah pegunungan Swiss biar lebih berasa Swiss nya.” Lalu saya merasa ini komen on point banget sih. Swiss kan terkenal dengan pemandangan alamnya (gunung dan danau), kalau ke kota sayang aja. Kecuali kalau di Swiss nya agak lamaan. Kalau cuma 2-3 hari lebih baik menjelajahi pemandangan alam nya Swiss.
Nah berdasarkan saran itinerary nya Rick Steves, kalau cuma 2-3 hari lebih baik jelajahi daerah Bernese Oberland saja. Bernese Oberland ini merupakan daerah tinggi yang terletak di sebelah selatan kota Bern. Saya pun kemudian mencari tau di Berner Oberland ini ada tempat wisata apa saja, bisa ngapain aja, dan lain sebagainya. Ternyata disini itu paket komplit untuk menikmati indahnya alam di Swiss. Disini ada pegunungan Alpen (Jungfraujoch), danau (Lake Thun, Lake Brienz), dan juga desa-desa kecil di bawah & lereng-lereng gunung (Interlaken, Lauterbrunnen, Wengen, Grindelwald, Gimmelwald, Mürren, dll).


Berner Oberland ini juga terdiri dari beberapa subregion, nah kalau saya memilih Jungfrau Region, karena disini terdapat banyak tempat wisata yang paling menarik di Bernese Oberland. Bernese Oberland juga termasuk ke dalam Swiss Tengah, jadi bahasa yang digunakan disini ialah Bahasa Jerman. Meskipun begitu bahasa Inggris juga mereka masih bagus dan lancar.
Hari 1: Interlaken, Lake Thun, Spiez
Highlight: Menikmati kota dibawah pegunungan Alpen, naik cruise di Lake Thun.
Hari 2: Jungfraujoch, Lauterbrunnen, Mürren
Highlight: Merasakan sensasi naik kereta tertinggi di Eropa, naik ke atas salah satu pegunungan Alpen (Jungfraujoch 3,466m), menikmati indahnya pedesaan di lereng gunung Alpen.
Kartu Transportasi selama di Swiss


Seperti yang telah kita ketahui, Swiss itu negara termahal di Eropa. Untuk urusan transportasi juga sangat mahal di Swiss, tapi memang bagus, bersih, dan oke transportasinya. Oleh karena itu, pemilihan kartu transportasi di Swiss sangat penting supaya tidak rugi.
Swiss menyediakan beberapa pilihan kartu transportasi, atau yang disebut sebagai Travel Pass. Klik disini untuk mengetahui ada pilihan kartu transpotasi apa saja di Swiss. Dari berbagai macam pilihan tersebut, tentu kita harus melakukan itung-itungan sederhana dulu untuk mengetahui kartu transportasi apa yang cocok sesuai itinerary yang sudah dibuat.
Karena saya akan main di area Jungfrau saja, ada kartu transportasi bernama Jungfrau Travel Pass. Tapi ada juga Swiss Travel Pass dan Swiss Half-Fare Card yang jadi pertimbangan saya. Lalu saya pun melakukan perbandingan harga, dan hasilnya saya lebih untung kalau menggunakan Swiss Travel Pass. Bahkan saya juga melakukan perhitungan kalau beli tiket point-to-point bagaimana, dan hasilnya jauh lebih mahal kalau beli tiket point-to-point. Klik disini untuk mengetahui cara memilih Rail Pass di Swiss.
Akhirnya saya membeli Swiss Travel Pass via official website nya. Atau bisa juga cek Klook untuk perbandingan harga. Waktu itu saya beli Swiss Travel Pass 3 days untuk 7 orang dengan total harga 1450 CHF (atau sekitar Rp20.370.707), berarti per orangnya ialah Rp2.910.101, alias hampir sekitar 3jt hanya untuk kartu transportasi di Swiss selama 3 hari. Mahal yaaa. Tapi Swiss Travel Pass memang kartu sakti, dan yang paling laris manis dibeli oleh turis di Swiss. Kartu ini cover hampir semua transportasi di Swiss, bahkan kalau naik ke atas gunung (misalnya Jungfraujoch) juga ada potongan diskon nya kalau pakai kartu ini. Transportasi dari airport mana saja di Swiss ke kota mana pun di Swiss juga bisa pakai kartu ini. Tidak perlu bayar atau beli tiket lagi saat di Swiss nya, cukup dengan menunjukkan tiket Swiss Travel Pass yang telah di cetak di rumah, kamu sudah bisa kemana pun di Swiss.
Hotel di Interlaken, Swiss


Saat mencari penginapan di Swiss, saya sudah membayangkan ingin menginap di hotel yang ada balkoni dengan pemandangan Swiss Alps nya. Jadi begitu bangun tidur, yang dilihat ialah pegunungan Swiss Alps yang indah itu. Tapi harapan ialah harapan, kenyataannya kami menginap di kaki gunung nya Swiss Alps (alias Interlaken), jadi tidak ada cerita baru bangun tidur langsung melihat pemandangan gunung, yang ada hanyalah pemandangan jalan.
Awalnya saya ingin sekali menginap di lereng-lereng gunung Swiss Alps, antara di Lauterbrunnen, Mürren, atau Gimmelwald. Bahkan saya sudah bikin list hotel yang akan dipilih di desa-desa itu. Kebanyakan sih kalau di lereng gunung itu, modelnya bukan hotel, tapi guesthouse. Keliatannya sih nyaman dan lumayan murah juga harganya.
Tapi karena orangtua khawatir kedinginan kalau menginap di atas gunung, dan takut rempong juga bawa-bawa koper nya, jadi lebik baik menginap di kaki gunung nya saja. Interlaken juga punya stasiun kereta nya, yaitu Interlaken Ost (Interlaken East) dan Interlaken West. Jadi lebih mudah aja sih kalau dari airport naik kereta langsung turun di Interlaken, lalu tinggal jalan kaki ke hotel. Kalau desa-desa di lereng gunung itu, dari Interlaken kita masih harus naik bus dan bahkan ada juga yang masih harus lanjut naik cable car lagi. Kalau saja saya pergi bersama teman, saya pasti memilih penginapan di atas gunung Swiss Alps 😀


Jadi saat saya tahu akan menginap di Interlaken, saya pun mencari hotel di dekat stasiun Interlaken, supaya tidak rempong bawa-bawa koper nya. Nah tapi hotel di Interlaken itu semuanya mahal-mahal, kebanyakan sih harganya sekitar 20jt Rupiah untuk 7 orang untuk 2 malam, berarti per orang per malam nya sekitar 1,4jt Rupiah. Akhirnya saya pun menemukan hotel yang lumayan terjangkau di dekat stasiun Interlaken West, sekitar 10-15 menit jalan kaki. Hotel tersebut ialah Hotel Crystal, dan karena saya booking lewat website nya langsung, ada diskon khusus gitu jadi total harganya ialah 945 CHF (atau sekitar Rp13.250.392) untuk 7 orang 2 malam, berarti per orang per malam nya ialah sekitar 900rb Rupiah.