1 Hari Jalan-Jalan di Lombok

0
2812
Views from Bukit Merese

Lombok ternyata merupakan pulau cantik yang masih “perawan”, dalam arti banyak yang belum mengunjungi Lombok, pantainya pun masih bersih dan bagus. Namun sayangnya, kalau mau ke suatu tempat itu cukup sulit aksesnya. Oleh karena itu, disini ada banyak jasa penyewaan mobil dan supir. Karena Lombok itu mayoritas masyarakat nya beragama Islam, jadi kalau kesini harus berpakaian sopan. Tidak seperti di Bali yang bebas mau pakai baju seperti apa juga.

Waktu liburan yang sangat sedikit terkadang membuat saya sedih. Saya cuma punya waktu 1 hari untuk jalan-jalan di Lombok saat itu. Padahal ini adalah pertama kalinya saya ke Lombok. Dari dulu ingin sekali menjelajahi pulau cantik yang satu itu. Dalam 1 hari di Lombok ini, saya pun merancang itinerary nya dengan sedemikian rupa, sehingga bisa pergi ke banyak tempat sekaligus.

1. Desa Sukarara

Kain tenun songket di Desa Sukarara

Perjalanan dimulai dari penginapan kami ke Desa Sukarara. Pagi itu sekitar jam 8.20, kami berangkat menuju Desa Sukarara di Lombok Tengah. Desa Sukarara merupakan desa penghasil kerajinan tenun songket khas Lombok. Disini kita bisa melihat bagaimana proses penenunan kain songket, bisa mencoba pakaian adat khas Lombok yang terbuat dari kain tenun songket itu, dan bisa juga belanja kain tenun dan souvenir khas Lombok.

Foto memakai pakaian adat khas Lombok

Begitu sampai di Desa Sukarara, kami langsung disambut oleh pemandu wisata yang sudah siap siaga. Padahal kami tidak bilang mau menyewa seorang pemandu wisata, tapi mau tidak mau kami harus memberikan tips untuk guide lokal ini. Pemandu wisata tersebut kemudian langsung menjelaskan mengenai sejarah kain tenun, bagaimana seorang wanita Lombok diwajibkan untuk menenun, proses pembuatan kain tenun, dan lain sebagainya.

Kiri: Ketika saya belajar menenun,
Kanan: Foto bersama orang lokal yang sedang menenun

Saya pun mencoba menenun kain, dan ternyata menenun itu tidak semudah itu. Butuh kesabaran, ketekunan, dan ketelitian. Salah dikit aja, sudah merusak motif tenun itu sendiri. Di desa ini memang disediakan background rumah tradisional khas Lombok untuk foto-foto memakai baju adat khas Lombok. Kalau saya pergi ke suatu tempat baru, saya memang suka foto memakai pakaian adat tempat itu. Sebuah pengalaman unik bagi saya 🙂

2. Desa Sade

Desa Sade

Banyak orang yang bilang, ke Lombok belum lengkap kalau belum berkunjung ke desa Sade. Desa Sade merupakan desa yang dihuni oleh penduduk asli Lombok, yaitu suku Sasak. Sama seperti desa Sukarara, begitu kami masuk ke Desa Sade ini langsung ada pemandu wisata yang sudah siap siaga. Kami juga harus membayar uang tips secara sukarela untuk masuk ke Desa Sade ini.

Si pemandu wisata kemudian menjelaskan sejarah Desa Sade, adat istiadat suku Sasak juga, dan lain sebagainya. Kami juga diajak keliling desa Sade ini, dan diajak belajar menenun (sama seperti di Desa Sukarara). Disini ada banyak yang berjualan souvenir khas Lombok, seperti kain tenun, dream catcher, dll. Saya pun membeli “dream catcher” gitu, buat lucu-lucuan aja sih 😀

Belajar menenun di Desa Sade

Secara keseluruhan, saya merasa desa ini tidak lebih dari sekedar tempat wisata. Saya juga memberikan banyak uang tips disini: tips masuk ke desa, tips untuk si ibu yang mengajari kami menenun, dan tips untuk si pemandu wisata nya. Jadi sebenarnya, menurut saya desa ini tidak terlalu recommended untuk dikunjungi.

3. Pantai Kuta

Dari Desa Sade, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta di Lombok Tengah. Banyak yang bilang, Pantai Kuta Lombok itu jauh lebih bagus dari Pantai Kuta nya Bali. Yap, saya pun membuktikannya dan memang benar bahwa Pantai Kuta Lombok itu bagus banget! Pantainya masih sepi, bersih dan indah.

Waktu menunjukkan sekitar pk11.40. Bayangkan, siang-siang bolong begitu kami malah main ke pantai. Panasnya luar biasa! Apalagi lombok itu memang cuacanya sangat panas dan lembab. Kami pun makan siang di depan pantainya, ada restoran bernama “Anda”. Makanannya standard aja sebenarnya.

“The Mandalika” Kuta Lombok

Setelah makan siang, kami lanjut foto-foto di Pantai Kuta. Sebenarnya Pantai Kuta ini ada sebutan lainnya lagi, yaitu Pantai Mandalika. Untuk melepaskan diri dari bayang-bayang Kuta Bali maka mulai disosialisaikan perubahan nama menjadi Mandalika. Bahkan di depan Pantai ini juga ada tulisannya “The Mandalika”.

4. Pantai Tanjung Aan

Setelah dari Pantai Kuta, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Aan. Perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit. Kami pun sampai di Pantai Tanjung Aan pk13.40. Pantai Tanjung Aan adalah salah satu pantai terindah di Lombok. Begitu saya sampai di Pantai Tanjung Aan, tiba-tiba saya langsung teringat ke pantai-pantai yang ada di Belitung. Bersih, indah, pasirnya juga putih dan lembut.

Tapi bedanya dengan Pantai di Belitung, di Pantai Tanjung Aan Lombok ini ada banyak  mas-mas yang jualan paket tour ke Batu Payung atau ke Pantai lainnya. Cara mereka jualan juga maksa banget! Kami kemana, mereka ikutin. Padahal kami sudah bilang tidak mau ikut paket tour nya mereka, tapi tetap saja mereka ikutin kami dan terus maksa. Kami merasa sangat risih diperlakukan seperti itu.

Lari-lari di pantaiii~

Sebenarnya Pantai Tanjung Aan ini indah, dan saya pun suka berada di pantai itu. Apalagi ada ayunan yang instagrammable disini, mirip-mirip di Gili gitu. Tapi sayangnya ada banyak mas-mas rese itu disini.

5. Bukit Merese

Views from Bukit Merese

Kalau ke Tanjung Aan, pasti ke Bukit Merese juga. Cuma 10 menit perjalanan dari Tanjung Aan ke Bukit Merese ini. Waktu menunjukkan pk14.15 begitu sampai di Bukit Merese. Dari atas Bukit Merese, kita bisa melihat indahnya pantai Tanjung Aan. Untuk mencapai atas bukit Merese itu, kita cuma butuh mendaki beberapa menit saja dari kaki bukit.

Dan begitu sampai di atas Bukit Merese, Tadaaaa.. cakep banget pemandangannya! Bukit Merese adalah tempat favorit saya di Lombok. Kalau kamu ke Lombok, wajib banget ke Bukit Merese ini. Rasanya saya bisa aja seharian menikmati pemandangan dari Bukit Merese. I’ll never get enough of that breathtaking views from Bukit Merese.

Breathtaking views, isn’t it? 😉

Waktu kami kesana juga sepi banget gitu, berasa bukit milik sendiri 😀 Kami malah sempat tidur-tiduran di bukit Merese ini. Sepertinya saya sudah jatuh cinta pada bukit yang satu itu. Kami pun menghabiskan waktu sekitar 45 menit disini. Oh ya, disini juga ga ada mas-mas rese seperti di Pantai Tanjung Aan.

6. Pantai Seger

Pantai Seger

Tadinya saya pikir mau menghabiskan waktu di Bukit Merese. Tapi karena kami mau melihat sunset, dan berdasarkan supir kami itu kalau mau liat sunset bagusnya di Pantai Seger. Akhirnya sekitar pk15.26 kami sampai di Pantai Seger.

Begitu kami sampai di Pantai Seger, kami langsung diserbu sama anak-anak kecil penjual souvenir. Sebelumnya di Pantai Tanjung Aan, kami dipaksa sama mas-mas. Eh sampe di Pantai Seger malah anak-anak yang maksa. Ada banyak banget pula anak-anak kecil nya yang jualan. Kalau kami beli dari 1 anak, anak-anak lainnya pada cemburu dan minta dibeli juga barang dagangannya. Ampun deh!

Pantai ini ternyata tidak seindah yang saya bayangkan. Bahkan sunset pun tidak kelihatan. Katanya harus naik kemana dulu gitu, baru bisa kelihatan. Ya saya merasa tertipu 🙁

Kalau saya bisa kasih kesimpulan, Lombok itu pantainya memang luar biasa indah dan bersih. Tapi sayangnya, orang lokal di Lombok kebanyakan suka memaksa turisnya untuk membeli barang dagangan atau jasa nya mereka. Kalau saya pribadi masih mau untuk menjelajah keindahan pulau Lombok, walau orang lokalnya seperti itu. Masih banyak tempat di Lombok yang ingin saya kunjungi. Kalau saya kesana lagi, sepertinya akan ke Bukit Merese lagi. 😀

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here